Selasa, 08 Desember 2015

Baja

Baja adalah paduan besi (Fe) dengan karbon (C) dimana kandungan karbonnya tidak melebihi 2 %. Kandungan minimum untuk almunium (Al), Chrom (Cr), Cobalt (Co), Molybdenum (Mo), Nickel (Ni), Titanium (Ti), Wolfram (W), Vanadium (V), Zircon (Zr) atau unsur lain tidak dinyatakan. Sedangkan kandungan Sulfur (S) dan Fosfor (P) tidak lebih dari 0,05%, dan  kandungan mangan (Mn), Silikon (Si), tidak melebihi persentase 1,65%. Besi dan paduannya mencapai 95% dari produksi logam di seluruh dunia dimana lebih dari setengahnya berupa baja. Sifat-sifat secara umum dapat dibaca melalui suatu diagram yang disebut diagram fasa Fe dan C seperti terlihat pada gambar 2.1 di bawah ini.[6]


Gambar 2.1 Diagram kesetimbangan fasa Fe-Fe3C[6]
     


Hal-hal yang penting dari diagram tersebut adalah :
1.      Transformasi alotropi adalah adanya transformasi dari suatu bentuk susunan atom (sel satuan) kebentuk susunan atom lain
2.      Senyawa logam Fe3C atau sementit
3.      Titik eutektoid adalah adanya transformasi dari salah satu fasa (γ) menjadi dua fasa padatan (α dan Fe3C)
4.      Titik eutektik adalah adanya transformasi dari satu fasa cair menjadi dua fasa padatan γ dan Fe3C (ledeburit).
Baja ini dapat diolah bentuk secara mekanis, yang mana kemampuan untuk di olah bentuk ini sangat tergantung pada kadar karbonnya. makin tinggi kadar karbon, maka makin sukar dibentuk.
Titik cair besi murni adalah 1539˚C dan baja-baja yang bersifat umum titik leburnya antara 1400˚C - 1500˚C. Baja secara garis besarnya dapat dibagi kedalam dua jenis sesuai dengan komposisinya yaitu baja karbon dan baja paduan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar