Mutu atau kualitas (quality) memiliki
definisi yang bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategis.
Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik
langsung dari suatu produk, seperti performa (performance), keandalan (reliability),
mudah dalam menggunakan, estetika (esthetics), dan sebagainya. Definisi
strategis dari kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan
atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers). (Vincent
Gaspersz, 2001) dalam Manlian (2014).
Pada dasarnya manajemen mutu (quality management)
didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performa secara terus-menerus (continuous
performance improvement) pada setiap level operasi atau proses dalam setiap
area fungsional dari suatu organisasi dengan menggunakan semua sumber daya
manusia dan modal yang tersedia. (Vincent Gaspersz, 2001) dalam Manlian (2014).
Sistem mutu merupakan bagian dari praktek, tanggung
jawab, kebijakan, dan prosedur yang digunakan sebuah organisasi untuk
melaksanakan dan mempertahankan tingkatan mutu dalam produk, proses, dan jasa.
Vincent Gaspersz (2001) dalam Manlian (2014)
mendefinisikan Sistem Manajemen Mutu sebagai sekumpulan prosedur terdokumentasi
dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin
kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan
tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh
pelanggan dan organisasi. Sistem Manajemen Mutu mendefinisikan bagaimana
organisasi menerapkan praktek-praktek manajemen mutu secara konsisten untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan
Sistem Manajemen Mutu, khususnya bagi pelanggan, perusahaan, maupun bagi staf
dan karyawan. Manfaat tersebut didasarkan pada sistem kerja dari Manajemen Mutu
yang berlandaskan pada kepuasan pelanggan dan perbaikan berkesinambungan (continuous
improvement). Hal ini akan mengurangi berbagai bentuk pemborosan dan
meningkatkan kepuasan pelanggan. Kedua faktor tersebut pada akhirnya akan
meningkatkan keuntungan.
Manfaat Sistem Manajemen Mutu bagi pelanggan, antara
lain sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau jasa,
kepedulian terhadap pelanggan menjadi lebih baik atau pelanggan lebih
diperhatikan, dan kepuasan pelanggan terjamin atau terpenuhi.
Sedangkan manfaat Sistem Manajemen Mutu bagi
perusahaan, antara lain terdapat perubahan kualitas produk dan jasa, staf lebih
termotivasi, produktivitas meningkat, biaya turun, produk cacat berkurang, dan
permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.
Menurut Vincent Gasperz (2003) dalam Yahdi (2014) Sistem
manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek
standar untuk menajemen sistem yang menjamin kesesuaian dari suatu proses dan
produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan
atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan atau
organisasi.
Sistem manajemen mutu mendefinisikan bagaimana
organisasi menerapkan praktek-praktek manajemen mutu secara konsisten untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Menurut Vincent Gasperz (2003) dalam Yahdi
(2014) Terdapat beberapa karateristik umum dari sistem manajemen mutu:
a)
Sistem manajemen mutu mencakup suatu lingkup yang luas dari aktivitasaktivitas
dalam organisasi modern. Kualitas atau mutu dapat didefinisikan melalui lima
pendekatan utama: (1) transcendent quality adalah suatu kondisi ideal
menuju keunggulan, (2) product-based quality adalah suatu atribut produk
yang memenuhi kualitas, (3) user-based quality adalah kesesuaian atau
ketetapan dalam penggunaan produk (barang dan/ atau jasa), (4) manufacturing-
based quality adalah kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan standar,
dan (5) value- based quality adalah derajat keunggulan pada tingkat
harga yang kompetitif.
b)
Sistem manajemen mutu berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini
sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja.
c)
Sistem manajemen mutu berlandaskan pada pencegahan kesalahan sehingga bersifat
proaktif, bukan deteksi pada kesalahan yang bersifat reaktif.
d)
Sistem manajemen mutu mencakup elemen-elemen: tujuan (objectives),
pelanggan (costumer), hasil-hasil (out-put), proses-proses (processes),
masukanmasukan (inputs), pemasok (suppliers) dan pengukuran umpan
balik dan umpan maju (measurements for feedback and feedforward). Dalam
akronomi bahasa Inggris dapat disingkat menjadi: SIPOCOM- Suppliers, Inputs,
Processes, Outputs, Customers, Objectives, and Meassurements.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar