Selasa, 08 Desember 2015

Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang artinya seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal.
Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting karena pemimpin itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak mudah, karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Bawahan dipengaruhi sedemikian rupa sehingga bisa memberikan pengabdian danpartisipasinya kepada organisasi secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, bahwa sukses tidaknya usaha pencapaian tujuan organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan. Thoha (2010:49), gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba memengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuannya. Sedangkan menurut (Martinis Yamin dan Maisah, 2010:74) kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasinya. Bentuk gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi dapat mempengaruhi kinerja setiap karyawan. Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi akan mendorong karyawan untuk bekerja lebih bersemangat dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Siagian (2002:235), gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi ada 5 tipe yaitu:
1.             Tipe pemimpin yang otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang:
-                 Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
-                 Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
-                 Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
-                 Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
-                 Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
-                 Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunzakan approach yang mengandung unsur paksaan dan punctif (bersifat menghukum)
2.             Tipe pemimpin yang militeristik
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang bertipemiliteristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
-                 Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan
-                 Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan
3.             Tipe pemimpin yang paternalistik
-                 Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak dewasa
-                 Bersikap terlalu melindungi
-                 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil Keputusan
-                 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif
-                 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi
-                 Sering bersikap mau tahu
4.             Tipe pemimpin yang kharismatik
Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya (Ivancevich, dkk, 2007). Pemimpin kharismatik mampu memainkan peran penting dalam menciptakan perubahan. Individu yang menyandang kualitas-kualitas pahlawan memiliki karisma. Sebagian yang lain memandang pemimpin karismatik adalah pahlawan.
House (1977) mengusulkan sebuah teori untuk menjelaskan kepemimpinan kharismatik dalam hal sekumpulan usulan yang dapat diuji melibatkan proses yang dapat diamati. Teori itu mengenai bagaimana para pemimpin karismatik berperilaku, ciri, dan keterampilan mereka, dan kondisi dimana mereka paling mungkin muncul. Sebuah keterbatasan teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Shamir,dkk (1993) telah merevisi dan memperluas teori itu dengan menggabungkan perkembangan baru dalam pemikiran tentang motivasi manusia dan gambaran yang lebih rinci tentang pengaruh pemimpin terhadap pengikut (dalam Yukl, 2005:294)
5.             Tipe pemimpin yang demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpinyang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
-                 Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan
-                 Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapaitujuan
-                 Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya
-                 Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
Sedangkan Robins (2006) mengidentifikasi empat jenis gaya kepemimpinan antara lain:
1.             Gaya kepemimpinan kharismatik
Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luarbiasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka.Terdapat lima karakteristik pokok pemimpin kharismatik:


a.              Visi dan artikulasi.
Dia memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap masa depan lebih baik daripada status quo, dan mampu mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.
b.             Rasio personal.
Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk meraih visi.
c.              Peka terhadap lingkungan.
Mereka mampu menilai secara realistis kendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.
d.             Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut.
Pemimpin kharismatik perseptif (sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsive terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.
e.              Perilaku tidak konvensional.
Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma.
2.             Gaya kepemimpinan transaksional
Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. Terdapat empat karakteristik pemimpin transaksional:
a.              Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang dilakukan,menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui pencapaian.
b.             Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dan mencari penyimpangandari aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan.
c.              Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi hanya jika standartidak dipenuhi.
d.             Laissez-Faire: melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan keputusan.
3.             Gaya kepemimpinan transformasional
Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhanpengembangan dari masing-masing pengikut, Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan,membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Terdapat empat karakteristik pemimpin transformasional yaitu:
a.              Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan kebanggaan,meraih penghormatan dan kepercayaan.
b.             Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan simbol untukmemfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting secara sederhana.
c.              Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan pemecahanmasalah secara hati-hati.
d.             Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani karyawansecara pribadi, melatih dan menasehati.
4.                  Gaya kepemimpinan visioner
Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, danmenarik mengenai masa depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh danmembaik dibanding saat ini. Visi ini jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat,mempunyai kekuatan besar sehingga bisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal kemasa depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya untukmewujudkannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar