Kepemimpinan
berasal dari kata pemimpin yang artinya seseorang yang mempergunakan wewenang
dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian
pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang ditetapkan
oleh seorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi
dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal.
Dalam
suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting karena
pemimpin itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam
mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak mudah,
karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Bawahan
dipengaruhi sedemikian rupa sehingga bisa memberikan pengabdian
danpartisipasinya kepada organisasi secara efektif dan efisien. Dengan kata
lain, bahwa sukses tidaknya usaha pencapaian tujuan organisasi ditentukan oleh
kualitas kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan. Thoha (2010:49), gaya
kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat
orang tersebut mencoba memengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuannya.
Sedangkan menurut (Martinis Yamin dan Maisah, 2010:74) kepemimpinan adalah
suatu proses mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola anggota
kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasinya. Bentuk gaya kepemimpinan yang
diterapkan dalam suatu organisasi dapat mempengaruhi kinerja setiap karyawan.
Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi akan mendorong
karyawan untuk bekerja lebih bersemangat dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya.
Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan
diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam
mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan
untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam
mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Siagian (2002:235), gaya
kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi ada 5 tipe yaitu:
1.
Tipe pemimpin yang otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik ialah
seorang pemimpin yang:
-
Menganggap organisasi sebagai milik
pribadi
-
Mengidentikan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi
-
Menganggap bahwa sebagai alat
semata-mata
-
Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat
-
Terlalu tergantung pada kekuasaan
formalnya
-
Dalam tindaknya penggeraknya sering
mempergunzakan approach yang mengandung unsur paksaan dan punctif (bersifat
menghukum)
2.
Tipe pemimpin yang militeristik
Perlu
diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik
berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang
bertipemiliteristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
-
Dalam menggerakan bawahannya sistem
perintah yang sering dipergunakan
-
Dalam menggerakan bawahannya senang
bergantung pada pangkat dan jabatan
3.
Tipe pemimpin yang paternalistik
-
Menganggap bahwa sebagai manusia yang
tidak dewasa
-
Bersikap terlalu melindungi
-
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil Keputusan
-
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengambil inisiatif
-
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi
-
Sering bersikap mau tahu
4.
Tipe pemimpin yang kharismatik
Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang
mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi,
filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya (Ivancevich, dkk, 2007).
Pemimpin kharismatik mampu memainkan peran penting dalam menciptakan perubahan.
Individu yang menyandang kualitas-kualitas pahlawan memiliki karisma. Sebagian
yang lain memandang pemimpin karismatik adalah pahlawan.
House (1977) mengusulkan sebuah teori
untuk menjelaskan kepemimpinan kharismatik dalam hal sekumpulan usulan yang dapat
diuji melibatkan proses yang dapat diamati. Teori itu mengenai bagaimana para pemimpin
karismatik berperilaku, ciri, dan keterampilan mereka, dan kondisi dimana mereka
paling mungkin muncul. Sebuah keterbatasan teori awal adalah ambiguitas tentang
proses pengaruh. Shamir,dkk (1993) telah merevisi dan memperluas teori itu
dengan menggabungkan perkembangan baru dalam pemikiran tentang motivasi manusia
dan gambaran yang lebih rinci tentang pengaruh pemimpin terhadap pengikut
(dalam Yukl, 2005:294)
5.
Tipe pemimpin yang demokratik
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpinyang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
-
Ia senang menerima saran, pendapat dan
bahkan kritikan dari bawahan
-
Selalu berusaha mengutamakan kerjasama
teamwork dalam usaha mencapaitujuan
-
Selalu berusaha menjadikan lebih sukses
dari padanya
-
Selalu berusaha mengembangkan kapasitas
diri pribadinya sebagai pemimpin
Sedangkan Robins (2006) mengidentifikasi
empat jenis gaya kepemimpinan antara lain:
1.
Gaya kepemimpinan kharismatik
Para pengikut terpacu kemampuan
kepemimpinan yang heroik atau yang luarbiasa ketika mereka mengamati
perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka.Terdapat lima karakteristik pokok
pemimpin kharismatik:
a.
Visi dan artikulasi.
Dia memiliki visi ditujukan dengan
sasaran ideal yang berharap masa depan lebih baik daripada status quo, dan
mampu mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.
b.
Rasio personal.
Pemimpin
kharismatik bersedia menempuh risiko personal tinggi, menanggung biaya besar,
dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk meraih visi.
c.
Peka terhadap lingkungan.
Mereka
mampu menilai secara realistis kendala lingkungan dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk membuat perubahan.
d.
Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut.
Pemimpin
kharismatik perseptif (sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan
responsive terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.
e.
Perilaku tidak konvensional.
Pemimpin
kharismatik terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan
norma.
2.
Gaya kepemimpinan transaksional
Pemimpin transaksional merupakan pemimpin
yang memandu atau memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang
ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan
transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa adanya usaha
untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. Terdapat empat karakteristik
pemimpin transaksional:
a.
Imbalan kontingen: kontrak pertukaran
imbalan atas upaya yang dilakukan,menjanjikan imbalan atas kinerja baik,
mengakui pencapaian.
b.
Manajemen berdasar pengecualian (aktif):
melihat dan mencari penyimpangandari aturan dan standar, menempuh tindakan
perbaikan.
c.
Manajemen berdasar pengecualian (pasif):
mengintervensi hanya jika standartidak dipenuhi.
d.
Laissez-Faire: melepas tanggung jawab,
menghindari pembuatan keputusan.
3.
Gaya kepemimpinan transformasional
Pemimpin transformasional mencurahkan
perhatian pada hal-hal dan kebutuhanpengembangan dari masing-masing pengikut,
Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan
persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan
cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan,membangkitkan, dan mengilhami
para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok.
Terdapat empat karakteristik pemimpin transformasional yaitu:
a.
Kharisma: memberikan visi dan rasa atas
misi, menanamkan kebanggaan,meraih penghormatan dan kepercayaan.
b.
Inspirasi: mengkomunikasikan harapan
tinggi, menggunakan simbol untukmemfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting
secara sederhana.
c.
Stimulasi intelektual: mendorong
intelegensia, rasionalitas, dan pemecahanmasalah secara hati-hati.
d.
Pertimbangan individual: memberikan
perhatian pribadi, melayani karyawansecara pribadi, melatih dan menasehati.
4.
Gaya kepemimpinan visioner
Kemampuan menciptakan
dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, danmenarik mengenai masa
depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh danmembaik dibanding
saat ini. Visi ini jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat,mempunyai
kekuatan besar sehingga bisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal kemasa
depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya
untukmewujudkannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar