Thermal spray adalah proses
pelapisan dengan bahan logam maupun
non logam pada benda kerja dengan cara penyemprotan material cair kepermukaan
benda kerja dengan kecepatan tinggi dalam usaha meningkatkan sifat-sifat
material. Sifat-sifat yang akan ditingkatkan adalah :
-
Daya tahan korosi
-
Daya tahan gores/aus
-
Daya kontak listrik
-
Mampu pantul/bias cahaya
-
Penyebaran rintangan
-
Daya tahan temperature tinggi
Pada proses thermal spray suatu material awal
berbentuk batangan padat (wire atau solid rod) maupun bubuk (powder), seperti logam atau keramik,
dicairkan dan disemprotkan dengan kecepatan tinggi menuju permukaan benda
kerja. Sumber energi panas (thermal)
diperoleh secara kimia, seperti melalui proses pembakaran udara / O2 dan bahan bakar,
atau dengan listrik seperti menggunakan busur api (arc). Deposit hasil penyemprotan tadi akan membentuk suatu lapisan
terdiri dari tumpukan-tumpukan splat
(yaitu partikel individu berbentuk pipih) dari material awal dimana partikel-partikel
pipih tersebut mempunyai kecepatan pendinginan tinggi, seperti ditunjukan pada
gambar berikut ini
Seperti yang ditunjukan pada gambar 2.2, partikel-partikel akan menumbuk permukaan benda, menipis dan
membentuk splat yang rapat, menempel dan mengunci terhadap satu sama lainnya.
Pada saat partikel-partikel yang disemprotkan menumbuk permukaan, partikel
tersebut akan membeku dan menumpuk lapis demi lapis, membentuk suatu lapisan (coating) berstruktur lamelar pada benda
kerja.
Pada umumnya temperature benda kerja dapat dijaga pada
200°C atau kurang, untuk mencegah perubahan secara metalurgi pada material
benda kerja. Secara skematis dapat dilihat pada gambar berikut ini (gambar 2.3)
dimana hasil coating thermal spray berbentuk struktur lamellar terdiri dari
berbagai komponen mikrostruktur yang mempengaruhi integritas hasil coating.
Lebih dari tiga dekade terakhir proses thermal spray telah memberikan
konstribusi besar terhadap kemajuan teknologi untuk aplikasi industri,
diantaranya industri aerospace yaitu aircraft engine, industri kimia, industri
tekstil, industri otomotif sampai pada pengembangan jenis coating biomaterial
untuk dunia kedokteran. Hasil pelapisan proses thermal spray dapat digunakan
untuk memberikan fungsi penghalang panas (thermal
barrier), perlindungan korosi, ketahanan temperature tinggi, ketahanan aus
dan juga untuk perbaikan permukaan komponen-komponen berat yang terkena aus
dimana penggantian komponen mesin akan sangat mahal.[6]
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses thermal spray adalah :
-
Tekanan pada gas yang dialirkan
-
Kecepatan umpan
-
Jarak torch
dengan benda kerja
-
Tekanan udara
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam proses thermal spray :
-
Material
grit harus bersih dan kering
-
Ukuran grit
yang optimum adalah 60 mesh
-
Pressure
yang digunakan selama proses blasting berkisar antara 45 – 90 Psi
-
Sudut dari
nozzle blasting selama proses blasting adalah 60˚, dan bisa bervariasi antara
45˚ - 75˚.
-
Hilangkan
debu-debu blasting dari permukaan part setelah proses blasting dengan
menggunakan udara tekan kering
-
Udara tekan
yang digunakan di area thermal spray harus diyakinkan kebersihannya dari kandungan
air, oli, dan grease. Cek filter secara regular
-
Proses spray
harus segera dimulai setelah permukaan part di blasting. Jeda waktu maksimum
adalah 2 jam
-
Preheat base
material dari komponen yang akan di spray pada temperatur 90 - 120˚C
-
Lakukan
pengecekan temperatur dari permukaan part menggunkan pyrometer yang
terkalibrasi
-
Part yang
diletakan pada rotary table harus diputar dengan kecepatan 200 Rpm
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam proses thermal spray :
-
Jangan
sentuh permukaan yang sudah di blasting, bila tersentuh maka proses blasting
harus diulang kembali
-
Jangan
menggunakan material grit berulang kali (reused) karena dikhawatirkan material
grit telah kotor, terutama bila material tersebut telah digunakan pada
komponen-komponen dengan jenis base metal yang berbeda
-
Jangan
sampai ada area yang kurang blasting
atau belum cukup kekasarannya (biasanya ditandai dengan permukaan yang masih
mengkilap dengan halus)
-
Jangan
sampai terjadi over blasting, sehingga kekasaran permukaan yang diinginkan malah
berkurang
Berbagai jenis proses thermal spray telah berkembang dan banyak digunakan
di dunia industri dewasa ini. Berbagai contoh aplikasi umum proses thermal
spray adalah sebagai berikut :
1.
Thermal spray coating untuk pengontrolan keausan
material terhadap jenis-jenis abrasion, erosion dan fretting.
2.
Thermal spray coating untuk proteksi korosi dan
perawatan infrastruktur terhadap jenis-jenis oksidasi, korosi gas panas dan
korosi atmosfir.
3.
Thermal spray coating untuk aplikasi biomaterial pada
tubuh manusia seperti implantasi tulang buatan (pin).
4.
Thermal spray coating untuk aplikasi insulasi panas (Thermal barrier coatings) pada ruang
bakar engine dan perlindungan terhadap oksidasi terhadap gas panas.
5.
Thermal spray coating untuk permukaan dengan sifat
tertentu seperti abradable coating untuk mengurangi celah antara ujung blade
dan housing.
Karakteristik akhir serta sifat-sifat coating yang dihasilkan dari proses
thermal spray sangat ditentukan oleh beberapa faktor penting, antara lain :
1.
Material awal : jenis, komposisi, bentuk dan ukuran
bahan baku powder atau wire yang digunakan
2.
Parameter yang diset-up pada unit pengontrolan seperti
: tekanan gas yang diberikan, besarnya tegangan dan arus listrik yang
digunakan, kecepatan spray atau deposisi coating dll.
3.
Parameter pada operasi manual yang tergantung dari
operator, seperti : pengaturan jarak spray, pengaturan sudut tembak dll.
4.
Tahapan persiapan permukaan benda kerja yang dilakukan
sebelum proses thermal spray.
Namun demikian masih banyak parameter-parameter proses lainnya yang
berpengaruh terhadap kualitas akhir coating. Pada proses plasma spray misalnya,
di mana partikel-partikel powder “ditanam” (suspended)
dalam suatu gas non-reaktif sebagai gas pembawa (carrier gas) untuk memasukan powder ke dalam nyala plasma,
kecepatan carrier gas akan sangat berpengaruh selama proses thermal spray. Hal
ini disebabkan karena pada saat proses, kecepatan carrier gas akan mempengaruhi
kecepatan alir dari massa powder sebagai umpan dan kecepatan tersebut diatur
sedemikian rupa untuk meyakinkan masuknya powder ke dalam bagian terpanas dari
nyala plasma. Hal ini akan menjamin transfer panas yang efektif serta menjaga
efek momentum yang tinggi pada partikel-partikel powder sehingga pada saat
partikel-partikel tersebut menumbuk permukaan benda kerja kecepatannya masih
tinggi. Selain itu hal penting lainnya adalah bentuk partikel yang berada dalam
keadaan cair atau setengah cair pada saat tumbukan dan tidak overheat agar
dapat membentuk coating yang padat.
Pembentukan coating hasil proses thermal spray diawali
pada saat butiran-butiran partikel cair menumbuk permukaan part yang telah
dipersiapkan sebelumnya, biasanya dengan cara pengkasaran menggunakan metoda
grit blasting. Partikel cair akan menyebar dan membeku secara cepat pada
permukaan benda kerja dan terkunci pada permukaan yang tidak rata.
Partikel-partikel cair akan terus menerus terdeposisi ke permukaan material
coating yang telah terdeposisi lebih dahulu, dengan kecepatan flux mencapai
jutaan partikel cair per cm²/detik dengan ukuran partikel 10 – 100 µm. Pada
saat penumbukan, butiran material coating yang cair akan memipih pada permukaan
benda kerja yang bertindak sebagai “heat
sink” (wadah panas). Partikel-partikel cair akan kehilangan energi
kinetisnya karena bertransformasi menjadi energi panas dan deformasi. Suatu
model mengenai “solidifying splat”
yang memperlihatkan proses dinamis dari pembekuan partikel selama spray,
diilustrasikan pada gambar 2.4 berikut ini, adalah hasil dari studi mengenai
sifat-sifat partikel cair selama proses thermal spray menggunakan SEM (Scanning
Electron Microscope) dan TEM (Tranmission Electron Microscope).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar