Selasa, 08 Desember 2015

Organizational Citizenship Behaviour (OCB)

OCB adalah perilaku bebas yang bukan bagian dari tugas formal karyawan, namun dapat meningkatkan fungsi efektif organisasi. Organisasi membutuhkan karyawan yang dapat melakukan hal lebih dari tugasnya yang dapat menghasilkan kinerja diatas harapan (Robbins, 2003).
Organ (1988) juga mendefinisikan OCB yaitu “Individual behavior that is discretionary, not directly or explicitly formal reward system, and in the aggregate promotes the effective functioning of the organization”. Dapat diartikan bahwa perilaku individu yang bebas, tidak berkaitan langsung atau eksplisit dengan sistem reward dan secara agregat meningkatkan fungsi efektif organisasi. Praktek pentingnya OCB yaitu perilaku tersebut meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi dengan berkontribusi pada transformasi sumber daya, inovatifnes dan adaptasi (Organ, 1988). Perilaku tersebut tidak hanya perilaku yang sesuai dengan perannya saja (in-role) namun diharapkan dapat memunculkan perilaku extra-role dari para individu tersebut, sehingga jalinan kerjasama tim dapat makin solid dan dapat bekerja secara optimal bagi organisasi (Organ dkk., 2006).
Organ dkk., (2006) juga menyatakan bahwa pada dasarnya OCB merupakan perilaku spesifik dimana sama sekali tidak dibutuhkan dalam deskripsi pekerjaan, tetapi cenderung pada pilihan pribadi setiap karyawan untuk mau atau tidak melakukannya. Dapat disimpulkan bahwa OCB merupakan perilaku karyawan untuk melakukan tindakan diluar deskripsi pekerjaan yang dimilikinya agar organisasi dapat berjalan dengan semestinya dan lebih baik dan perilaku yang dilakukan tidak diberi penghargaan atau imbalan secara formal.
Organizational Citizenship Behavior (OCB) memiliki lima dimensi primer (Organ dkk., 2006), yaitu :
1.         Altruism adalah perilaku karyawan dalam menolong rekan kerjanya yang mengalami kesulitan dalam situasi yang sedang dihadapi baik mengenai tugas dalam organisasi maupun masalah pribadi orang lain. Dimensi ini mengarah pada memberi pertolongan yang bukan merupakan kewajiban yang ditanggungnya.
2.         Courtesy adalah perilaku dalam menjaga hubungan baik dengan rekan kerja agar terhindar dair masalah-masalah antar karyawan, sehingga orang-orang yang memiliki courtesy adalah orang yang menghargai dan memperhatikan orang lain. Dengan adanya courtesy dapat membantu mencegah permasalahan yang terjadi antar rekan kerja dan memfasilitasi penggunaan waktu secara konstruktif.
3.         Conscientiousness adalah perilaku yang ditunjukkan dengan berusaha melebihi dari yang diharapkan perusahaan, dimana perilakus ukarela ini bukan merupakan kewajiban atau tugas dari karyawan yang bersangkutan. Dimensi ini menjangkau jauh diatas dan jauh kedepan dair panggilan tugas setiap karyawan.
4.         Sportmanship merupakan perilaku yang memberikan toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam orgniasai tanpa mengajukan keberatan. Sesorang yang mempunyai tingkatan yang tinggi dalam sportamanship akan meningkatkan iklim positif diantara karyawan, serta karyawan akan lebih sopan dan bekerja sama dengan yang lain sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan.
5.         Civic Virtue adalah perilaku yang mengindikasikan tanggung jawab pada kehidupan organisasi dimana kecenderungan karyawan akan mengikuti perubahan dala organisasi, mengambil inisiatif untuk mrekomendasikan bagimana prosedur dalam organisasi dapat diperbaiki, dan melindungi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh organisasi. Dimensi ini mengaraha pada tanggung jawab yang diberikan organisasi kepada seseorang untuk meningkatkan kualitas pada bidang pekerjaan yang ditekuni.

Berdasarkan Cohen dan Vidoga (2000) manfaat OCB bagi organisasi termasuk peningkatan produktivitas kerja tim dan manajemen, penggunaan yang lebih efektif dan alokasi atas sumber daya, dan peningkatan citra organisasi yang memungkinkan untuk menarik karyawan berkualitas tinggi baru. Semakin banyak anggota organisasi yang bersedia untuk menampilkan OCB, semakin efektif organisasi akan beroperasi dan semakin sukses akan pemenuhan dari tujuan dan tantangan (Cohen dan Vigoda, 2000).
Manfaat Organizational Citizenship Behaviour (OCB) yang dikemukakan oleh Organ dkk,. (2006) yaitu:
1.      OCB dapat meningkatkan produktifitas manajer: Karyawan yang menampilkan perilaku civic virtue akan membantu manajer mendapatkan saran dan/ umpan nalik yang berharga dari karyawan tersebut untuk meningkatkan efektivitas unit kerja. Karyawan yang sopan dan menghindari terjadinya konflik dengan rekan kerja akan menolong manajer terhindar dari krisis manajemen.
2.      OCB dapat meningkatkan produktifitas rekan kerja: Karyawan yang akan menolong rekan kerja lain akan mempercepat penyelesaian tugas rekan kerjanya, dan selanjutnya meningkatkan produktifitas reka tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, perilaku membantu yang ditunjukkan karyawan akan menyebarkan best practice ke seluruh unit kerja atau kelompok.
3.      OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan mempertahankan karyawan terbaik: perilaku menolong dapat meningkatkan moril dan kerekatan serta perasaan saling memiliki diantara anggota, sehingga akan meningkatkan kinerja organisasi dan membantu organisasi menarik dan mempertahankan karyawan yang baik. Memberi contoh pada karyawan yang lain denga menampilkan perilaku sportsmanship (misalnya tidak mengeluh karena permasalahan-permasalahan kecil) akan menimbulkan loyalitas dan komitmen pada organisasi.
4.      OCB menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi secara keseluruhan: jika karyawan saling tolong-menolong dalam menyelesaikan masalah dalam suatu pekerjaan sehingga tidak perlu melibatkan manajer, konsekuensinya manajer dapat memakai waktunya untuk melakukan tugas lain, seperti membuat perencanaan. Karyawan yang menampilkan conscientiousness yang tinggi akan membutuhkan pengawasan minimal dari manajer sehingga manajer dapat mendelegasikan tanggung jawab yang lebih besar kepada mereka, ini berarti lebih banyak waktu yang diperoleh manajer untuk melakukan tugas yang lebih penting. Karyawan yang membantu karyawan baru dalam pelatihan dan melakukan orientasi kerja akan membantu organisasi mengurangi biaya untuk keperluan tersebut. Karyawan yang menampilkan perilaku sportsmanship akan sangat menolong manajer dengan tidak menghabiskan waktu untuk terlalu banyak berurusan dengan keluhan-keluhan karyawan.
5.      OCB membantu mengehemat energy sumber daya langka untuk memelihara fungsi kelompok: keuntungan dari perilaku menolong adalah meningkatkan semangat, moril (morale), dan kerekatan (cohesiveness) kelompok, sehingga anggota kelompok (atau manajer) tidak perlu menghabiskan energy dan waktu untuk pemeliharaan fungsi kelompok. Karyawan yang menampilkan perilaku courtesy terhadap rekan kerja akan mengurangi konflik dalam kelompok, sehingga waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan konflik manajamen berkurang.
6.      OCB dapat menjadi sarana efektif untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan kelompok kerja: menampilkan perilaku civic virtue (seperti menghadiri dan berpartisipasi aktif dalam pertemuan di unit kerjanya) akan membantu koordinasi di antara anggota kelompok, yang akhirnya secara potensial akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi kelompok. Menampilkan perilaku courtesy (misalnya saling memberi informasi tentang pekerjaan dengan anggota tim lain) akan menghindari munculnya masalah yang membutuhkan waktu dan tenaga untuk diselesaikan.
7.      OCB meningkatkan stabilitas kinerja organisasi: membantu tugas karyawan yang tidak hadir di tempat kerja atau mempunyai beban kerja berat akan meningkatkan stabilitas (dengan cara mengurangi variabilitas) dari kinerja unit kerja. Karyawan yang conscientious cenderung mempertahankan tingkat kerja yang tinggi secara konsisten, sehingga mengurangi variabilitas pada kinerja unit kerja.

8.      OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan: karyawan yang mempunyai hubungan yang dekat dengan pasar akan sukarela memberi informasi tentang perubahan yang tejadi di lingkungan dan memberi saran tentang bagaimana merespon perubahan tersebut, sehingga organisasi dapat beradaptasi dengan cepat. Karyawan yang secar aktif hadir dan berpartisipasi pada pertemuan-pertemuan di organisasi akan membantu menyebarkan informasi yang penting dan harus diketahui oleh organisasi. Karyawan yang menampilkan perilaku conscientiousness (misalnya kesediaan untuk memikul tanggung jawab baru dan mempelajari keahlian baru) akan meningkatkan kemampuan organisasi beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar